skip to main | skip to sidebar

coretan tangan ganda

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • About Us
  • Archives
  • Contact Us

Minggu, 21 Desember 2014

PENDAPAT MENGENAI JOB SEEKER DAN JOB CREATOR

Diposting oleh coretan tangan ganda di Minggu, Desember 21, 2014
PENDAPAT MENGENAI JOB SEEKER DAN JOB CREATOR
Job seeker adalah istilah atau label yang dikenakan oleh seseorang yang sedang mencari kerja. Seorang Job seeker biasanya memiliki rutinitas setiap harinya mencari lowongan dan informasi peluang kerja. Padahal jika kita lihat jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah orang yang melamar. Hal tersebut dapat mendorong terjadinya persaingan yang sangat ketat diantara para peserta tes (para pencari pekerjaan). Semuanya berlomba menjadi yang terbaik agar dapat diterima. Dan bagi mereka yang tidak lulus tes akan menambah deretan jumlah angkatan kerja yang semakin lama akan bertambah. Jadi Bisa dikatakan bahwa job seeker ini merupakan salah satu penyebab tingginya angka pengangguran. Pengangguran ini timbul disebabkan adanya banyak faktor. Faktor – faktor diantaranya, yaitu:
1. Kurangnya pendidikan.
Tidak semua orang memiliki biaya untuk sekolah, banyak orang yang kurang mampu yang tidak bisa sekolah sampai sarjana, namun zaman sekarang juga banyak anak muda yang bekerja hanya dengan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahkan ada pula yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) semua tergantung kemauan dalam diri kita. Akan tetapi sebaliknya, banyak juga anak muda yang lulusan sarjana masih menjadi job seeker atau pengangguran sampai saat ini.
2. Kurangnya informasi dalam hal pekerjaan.
Kurangnya informasi dalam pekerjaan ini biasanya terjadi pada orang-orang yang berada di desa, atau untuk orang yang tidak bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Seperti kita ketahui, belakangan ini banyak dibuka acara Job Fair di tempat-tempat seperti mall atau tempat-tempat besar. Dimana disana terdiri banyak stand dari beberapa perusahaan yang mencari karyawan. Akan tetapi pemberitahuan acara Job Fair ini biasanya diketahui lewat mulut ke mulut atau informasi yang tidak beredar luas. Maka untuk orang yang kurang bersosialisasi terhadap lingkungan mungkin tidak mengetahui adanya acara Job Fair.
3. Kurangnya kemampuan diri untuk bekerja.
Kurangnya kemampuan ini terjadi karena kurangnya pendidikan dan sosialisasi terhadap lingkungan sekitar dalam bidang pekerjaan tersebut. Ini bisa diatasi dengan belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam diri kita seperti kursus sesuai dengan hobi kita yang nantinya juga akan berguna dan kita juga akan senang menjalaninya.
4. Lapangan kerja yang sangat terbatas.
Kita semua sudah mengatahui bahwa lapangan pekerjaan di Indonesia sangat terbatas dan tidak sebanding dengan tingkat penduduk yang semakin bertambah.
5. Penduduk Negara Indonesia yang semakin bertambah.
Penduduk Negara Indonesia semakin bertambah karena banyak penduduk yang tidak melakukan program KB (Keluarga Berencana) sehingga tidak menekan jumlah penduduk.
6. Gaya hidup dan gengsi yang terlalu tinggi.

Seperti kita ketahui sekarang, gaya hidup anak-anak Indonesia sudah banyak yang terpengaruh gaya hidup luar negeri dari mulai pergaulan dan lain sebagainya. Dari gaya hidup yang terlalu tinggi ini juga akan menciptakan rasa gengsi yang tinggi dalam diri kita. Kita hanya mau mencari pekerjaan di tempat kantor-kantor besar agar menjadi karyawan di kantor tersebut. Sedangkan peluang kerja di kantor-kantor besar tersebut tidak sebanding dengan banyaknya job seeker yang ada di Indonesia ini.

Dari semua faktor diatas dapat diatasi melalui kemauan dari kita sendiri. Kita sendiri yang menentukan akan menjadi apa kita dikemudian hari. Melihat perkembangan ekonomi Indonesia yang kurang baik, kita harus bisa meningkatkan perekonomian Indonesia lagi dengan bekerja ataupun menciptakan lapangan pekerjaan. Sebab pengangguran merupakan faktor yang sangat berpengaruh menyebabkan perekonomian Indonesia menurun.

Job creator merupakan seseorang atau badan yang menyediakan lapangan pekerjaan. Bukan hanya pemerintah yang seharusnya menyedikan lapangan pekerjaan atau membuka lapangan kerja baru, akan tetapi kita juga bisa menjadi seorang job creator dengan membuka usaha dan menarik beberapa karyawan dalam usaha kita. Dengan demikian pengangguran yang ada di Indonesia juga akan berkurang. Kunci utama sebagai job creator yang harus dimiliki adalah harus inovatif, kreatif dan berani menghadapi resiko yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Perbedaan  seorang Job creator dan Job seeker antara lain :

Job creator :
ü  membuka lapangan pekerjaan
ü  mandiri + independen
ü  bebas
ü  lebih kreatif dan dinamis
Job seeker :
ü  terikat waktu dan tugas
ü  gak independen
ü  terkungkung dan terkekang
ü  hanya jadi "pelayan" bagi atasan


Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa semua pilihan ada ditangan kita dan kita sebagai masyarakat Indonesia harus sadar betul dengan kondisi perekonomian yang ada saat ini. Janganlah menambah beban negara dengan menjadi pengangguran tapi mari kita bersama-sama dan bekerja keras untuk menciptakan perekonomian yang dapat men-sejahterakan seluruh rakyat Indonesia, baik melalui job seeker ataupun job creator.
0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

Rabu, 17 Desember 2014

Ringkasan Jurnal tentang 'FRAUD'

Diposting oleh coretan tangan ganda di Rabu, Desember 17, 2014
Ringkasan Jurnal
Judul           : SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PENCEGAHAN FRAUD PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA KABUPATEN BANGKALAN
Penulis        : Chairun Nisak, Prasetyono, Fitri Ahmad Kurniawan
Universitas : Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po. Box. 02 Kamal, Bangkalan-Madura
No Jurnal    : JAFFA, Vol. 01, No. 1, April 2013, Hal. 15 – 22

Abstrak :
The purpose of this research is to analyze the implementation of internal control system toward fraud prevention in local government Institution (Satuan Kerja Perangkat Daerah/SKPD). The data of this research were collected by using questionnaires to the chairman of local government Institution (SKPD). The sampling method used simple random sampling. The data had been analyzed to test the hypothesis using the Multiple Linier Regression Analysis. The result of this research showed that the control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring activities had significant influence to the prevention of fraud both simultaneously and partially.
Keywords: Internal Control System, Fraud.

Latar Belakang :
Maraknya kasus fraud yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, menjadi perhatian khusus pemerintah dan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah fraud. di antaranya adalah penerapan sistem pengendalian intern yang diharapkan dapat menunjang pencegahan dan pemberantasan fraud. Tuanakotta (2010: 159), mengatakan bahwa upaya mencegah fraud dimulai dari penerapan sistem pengendalian intern yang efektif. Sistem pengendalian yang buruk akan memicu seseorang melakukan perbuatan fraud dan melawan hukum. Fraud dapat dilakukan oleh berbagai kalangan dan berbagai lapisan sosial. Fraud tidak hanya dilakukan oleh kalangan ekonomi bawah saja, tetapi juga dilakukan oleh lapisan ekonomi atas. Kasus suap yang melibatkan Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jambi yang melakukan manipulasi tiket perjalanan dengan tidak dilengkapi bukti yang sah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, menyebabkan negara mengalami kerugian sebesar Rp 3,4 Miliyar (Jawa Pos Group Online, Diakses 4 januari 2013). Adanya kasus korupsi sektor pemerintahan akan mengakibatkan kerugian keuangan negara. Hal ini berakibat pada alokasi dana yang hilang dari berbagai pendapatan negara terutama yang diperoleh dari pajak. Penerapan sistem pengendalian intern antar instansi pemerintah berbeda-beda. Penerapan tersebut harus disesuaikan dengan visi, misi dan ukuran organisasi dari masing-masing entitas. Instansi pemerintah yang mendapatkan dana APBN atau APBD, harus menjalankan tugas untuk mencegah terjadinya fraud, sehingga tanggung jawab keuangan negara dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Metode Penelitian :
Objek dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian intern (variabel independen) dan pencegahan fraud (variabel dependen). Subvariabel dari variabel indenpenden adalah komponen dari sistem pengendalian intern, yaitu: lingkingan pengendalian, penaksiran risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel dengan menggunakan statistik dengan bantuan program SPSS. Populasi dalam penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Bangkalan. Populasi sasaran hanya mengambil 4 dinas yang mempunyai anggaran terbesar, yaitu: 3 dinas. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria berikut:
1. SKPD yang bersedia dan diberi ijin penelitian yaitu BAKESBANGLINMAS
2. Responden yaitu pimpinan, bagian sekretariat dan kepala bidang (Kabid) dari SKPD.
Data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan sendiri peneliti melalui penyebaran kuesioner pada pimpinan instansi, bagian sekretariat dan kepala bagian masing-masing dinas. Data sekunder yang digunakan penelitian ini adalah buku, modul atau edaran BPKP, publikasi pemerintah, internet dan jurnal penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Sebelum dilakukan pengujian dengan analisis regresi berganda, perlu dilakukan pengujian validitas, reliabilitas dan asusmsi klasik. Pengujian Simultan dan Parsial Pengujian simultan pada penelitian meliputi lima variabel bebas yaitu lingkungan pengendalian, penafsiran risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan) terhadap variabel terikat (pencegahan fraud) dalam menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan setiap nilai koefisien regresi (b1 dan b2) secara parsial terhadap variabel terikat (Y). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).

Hasil Penelitian :
Hasil penelitian dari uji validitas ini terbukti bahwa variabel lingkungan pengendaian (X1), penaksiran risiko (X2), kegiatan pengendalian (X3), informasi dan komunikasi (X4), dan pemantauan (X5) memiliki rhitung lebih besar dari rtabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
Hasil Uji Reabilitas Berdasarkan hasil output SPSS versi 16 dapat diketahui bahwa pertanyaan atau pernyataan dapat diandalkan atau reliabel dari masing-masing variabel. Sebab nilai Cronbach’s apha variabel independen dan variabel dependen adalah sebesar 0,60.
Hasil Uji Mutikolinearitas Berdasarkan hasil output SPSS versi 16 dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel lingkungan pengendalian (X1) sebesar 1,370, penaksiran risiko (X2) sebesar 1,507, kegiatan pengendalian (X3) sebesar 1,616, informasi dan komunikasi (X4) sebesar 1,400, dan pemantauan (X5) sebesar 1,569. Semua variabel independen tersebut tidak terjadi mutikolinearitas karena memiliki VIF kurang dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya multikolineariatas.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16 dengan menggunakan uji grafik plots, dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar. Hal ini berarti bahwa model regresi tidak ditemukan adanya heteroskedastisitas.
Hasil Uji Normalitas Berdasarkan hasil output SPSS versi 16 yaitu hasil normal probability plots tersebut berdistribusi normal karena data riil (titik-titik) mengikuti garis diagonal.
Hasil Model Regresi Berganda Model persamaan regresi linear berganda, sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Y = 0,012 + 0,296 (X1) + 0,151 (X2) +0,299 (X3) + 0,293 (X4) + 0,145 (X5) Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan, sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 0,012 berarti bahwa jika nilai skor semua variabel independen = 0 (tidak ada), maka nilai keberhasilan pencegahan fraud (Y) adalah sebesar 0,012.
2. Koefisien X1 (b1) sebesar 0,296 menunjukkan bahwa lingkungan pengedalian (X1) berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud (Y). Koefisien positif artinya bahwa terjadinya hubungan positif antara lingkungan pengendalian (X1) dengan pencegahan fraud (Y), semakin naik lingkungan pengendalian (X1), maka semakin meningkat pencegahan fraud (Y).
3. Koefisien X2 (b2) sebesar 0,151 menunjukkan bahwa penaksiran risiko (X2) berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud (Y). Koefisien positif artinya terjadi hubungan positif antara penaksiran risiko (X2) dengan pencegahan fraud (Y), semakin naik penaksiran risiko (X2), maka semakin meningkat pencegahan fraud (Y).
4. Koefisien X3 (b3) sebesar 0,299 menunjukkan bahwa kegiatan pengendalian (X3) berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud (Y). Koefisien positif artinya terjadi hubungan positif antara kegiatan pengendalian (X3) dan pencegahan fraud (Y), semakin naik kegiatan pengendalian (X3), maka semakin meningkat pencegahan fraud (Y).
5. Koefisien X4 (b4) sebesar 0,293 menunjukkan bahwa informasi dan komunikasi (X4) berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud (Y). Koefisien positif artinya terjadi hubungan positif antara informasi dan komunikasi (X4) dengan pencegahan fraud (Y), semakin naik informasi dan komunikasi (X4), maka semakin meningkat pencegahan fraud (Y).
6. Koefisien X5 (b5) sebesar 0,145 menunjukkan bahwa pemantauan (X5) berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud (Y). Koefisien positif artinya terjadi hubungan positif antara pemantauan (X5) dengan pencegahan fraud (Y), semakin naik pemantauan (X5), maka semakin meningkat pencegahan fraud (Y).

Analisis Jurnal :

Lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan berpengaruh  terhadap pencegahan fraud baik secara simultan maupun secara parsial. Adanya satuan atau unit yang menjamin bahwa pelaksanaan SPI dapat berjalan dengan baik dan sangat perlunya komitmen dari pimpinan SKPD, sehingga pelaksanaan SPI dapat berjalan dengan baik. Dari hasil penelitian ini di temukan bahwa  pemantauan mempunyai pengaruh yang paling penting dalam pencegahan fraud pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada kabupaten Bangkalan.
0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

DESKRIPSI ETIKA & PROFESI

Diposting oleh coretan tangan ganda di Rabu, Desember 17, 2014
OPINI TENTANG DESKRIPSI ETIKA & PROFESI
ETIKA
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988), etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu;
1.      Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban Moral (akhlak).
2.     Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3.     Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Macam-macam Etika :
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :

1) Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.
2) Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
1) Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2) Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
1) Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
2) Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

PROFESI
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Ciri-ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

ETIKA PROFESI
Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan  jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.
Prinsip dasar di dalam etika profesi :
1. Tanggung jawab
• Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
• Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan.
3.  Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
4.Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan
5. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
6. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
Dasar ini merupakan hal yang diperlukan dalam beretika profesi. Sehingga tidak terjadi penyimpangan - penyimpangan yang menyebabkan ketidaksesuain.
Tanpa etika profesi, apa yang semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa etika profesi itu sangat penting, kita sebagai seorang mahasiswa yang akan memasuki dunia pekerjaan dan ingin bekerja sebagai pekerja yang professional, harus bertanggung jawab atas pekerjaan kita dan patuh terhadap tuntutan pekerjaan yang dilakukan agar dapat di terima oleh masyarakat.

SUMBER
http://www.scribd.com/doc/53705586/39/Pengertian-Profesi-dan-ciri-cirinya
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi

http://listyawidhati.blogspot.com/2013/10/definisi-etika-profesi.html
0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Welcome !!

ShaLoom ... Selamat Datang di Blog gua... Semoga Blog ini dapat Bermanfaat bagi Pembaca... Visit and Join with my Blog... Ok..

picture

picture

Our Partner

Our Partner


Blog Archive

  • ►  2015 (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
  • ▼  2014 (3)
    • ▼  Desember (3)
      • PENDAPAT MENGENAI JOB SEEKER DAN JOB CREATOR
      • Ringkasan Jurnal tentang 'FRAUD'
      • DESKRIPSI ETIKA & PROFESI
  • ►  2013 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (38)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (7)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (21)
    • ►  Desember (9)
    • ►  November (11)
    • ►  Oktober (1)

Popular Posts

  • MANAJEMEN dan ORGANISASI
    MANAJEMEN DAN ORGANISASI 1. MANAJEMEN  * Pengertian dan Peranan Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengar...

Mengenai Saya

Foto saya
coretan tangan ganda
Lihat profil lengkapku

Followers

Clock Widgets

Total Tayangan Halaman

Featured Posts Coolbthemes

Sandro Marganda. Diberdayakan oleh Blogger.
 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Agus Ramadhani | Zoomtemplate.com