Ringkasan
Jurnal
Judul : SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PENCEGAHAN FRAUD PADA SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA KABUPATEN BANGKALAN
Penulis : Chairun Nisak, Prasetyono, Fitri
Ahmad Kurniawan
Universitas : Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya
Telang Po. Box. 02 Kamal, Bangkalan-Madura
No Jurnal : JAFFA,
Vol. 01, No. 1, April 2013, Hal. 15 – 22
Abstrak :
The purpose of this research is to analyze the
implementation of internal control system toward fraud prevention in local
government Institution (Satuan Kerja Perangkat Daerah/SKPD). The data of this
research were collected by using questionnaires to the chairman of local
government Institution (SKPD). The sampling method used simple random sampling.
The data had been analyzed to test the hypothesis using the Multiple Linier
Regression Analysis. The result of this research showed that the control
environment, risk assessment, control activities, information and
communication, and monitoring activities had significant influence to the
prevention of fraud both simultaneously and partially.
Keywords: Internal Control System, Fraud.
Latar
Belakang :
Maraknya kasus fraud yang terjadi di Indonesia
akhir-akhir ini, menjadi perhatian khusus pemerintah dan masyarakat. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah fraud. di antaranya
adalah penerapan sistem pengendalian intern yang diharapkan dapat menunjang
pencegahan dan pemberantasan fraud. Tuanakotta (2010: 159), mengatakan bahwa
upaya mencegah fraud dimulai dari penerapan sistem pengendalian intern yang
efektif. Sistem pengendalian yang buruk akan memicu seseorang melakukan
perbuatan fraud dan melawan hukum. Fraud dapat dilakukan oleh berbagai kalangan
dan berbagai lapisan sosial. Fraud tidak hanya dilakukan oleh kalangan ekonomi
bawah saja, tetapi juga dilakukan oleh lapisan ekonomi atas. Kasus suap yang
melibatkan Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jambi yang melakukan manipulasi
tiket perjalanan dengan tidak dilengkapi bukti yang sah dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan, menyebabkan negara mengalami kerugian sebesar Rp 3,4
Miliyar (Jawa Pos Group Online, Diakses 4 januari 2013). Adanya kasus korupsi
sektor pemerintahan akan mengakibatkan kerugian keuangan negara. Hal ini
berakibat pada alokasi dana yang hilang dari berbagai pendapatan negara
terutama yang diperoleh dari pajak. Penerapan sistem pengendalian intern antar
instansi pemerintah berbeda-beda. Penerapan tersebut harus disesuaikan dengan
visi, misi dan ukuran organisasi dari masing-masing entitas. Instansi
pemerintah yang mendapatkan dana APBN atau APBD, harus menjalankan tugas untuk
mencegah terjadinya fraud, sehingga tanggung jawab keuangan negara dapat
dilaksanakan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Metode
Penelitian :
Objek dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian
intern (variabel independen) dan pencegahan fraud (variabel dependen). Subvariabel
dari variabel indenpenden adalah komponen dari sistem pengendalian intern,
yaitu: lingkingan pengendalian, penaksiran risiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel dengan
menggunakan statistik dengan bantuan program SPSS. Populasi dalam penelitian
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Bangkalan. Populasi
sasaran hanya mengambil 4 dinas yang mempunyai anggaran terbesar, yaitu: 3
dinas. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling
dengan kriteria berikut:
1. SKPD yang bersedia dan diberi ijin penelitian yaitu
BAKESBANGLINMAS
2. Responden yaitu pimpinan, bagian sekretariat dan
kepala bidang (Kabid) dari SKPD.
Data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer dikumpulkan sendiri peneliti melalui penyebaran kuesioner pada
pimpinan instansi, bagian sekretariat dan kepala bagian masing-masing dinas.
Data sekunder yang digunakan penelitian ini adalah buku, modul atau edaran
BPKP, publikasi pemerintah, internet dan jurnal penelitian. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
Sebelum dilakukan pengujian dengan analisis regresi berganda, perlu dilakukan
pengujian validitas, reliabilitas dan asusmsi klasik. Pengujian Simultan dan
Parsial Pengujian simultan pada penelitian meliputi lima variabel bebas yaitu
lingkungan pengendalian, penafsiran risiko, kegiatan pengendalian, informasi
dan komunikasi, dan pemantauan) terhadap variabel terikat (pencegahan fraud)
dalam menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan. Pengujian
ini dilakukan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan setiap nilai
koefisien regresi (b1 dan b2) secara parsial terhadap variabel terikat (Y).
Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).
Hasil
Penelitian :
Hasil penelitian dari uji validitas ini terbukti bahwa
variabel lingkungan pengendaian (X1), penaksiran risiko (X2), kegiatan
pengendalian (X3), informasi dan komunikasi (X4), dan pemantauan (X5) memiliki
rhitung lebih besar dari rtabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
Hasil Uji Reabilitas Berdasarkan hasil output SPSS versi
16 dapat diketahui bahwa pertanyaan atau pernyataan dapat diandalkan atau
reliabel dari masing-masing variabel. Sebab nilai Cronbach’s apha variabel
independen dan variabel dependen adalah sebesar 0,60.
Hasil Uji Mutikolinearitas Berdasarkan hasil output SPSS
versi 16 dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel lingkungan pengendalian
(X1) sebesar 1,370, penaksiran risiko (X2) sebesar 1,507, kegiatan pengendalian
(X3) sebesar 1,616, informasi dan komunikasi (X4) sebesar 1,400, dan pemantauan
(X5) sebesar 1,569. Semua variabel independen tersebut tidak terjadi
mutikolinearitas karena memiliki VIF kurang dari 5, maka dapat disimpulkan
bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya multikolineariatas.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16 dengan menggunakan uji grafik
plots, dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu
pola tertentu, serta tersebar. Hal ini berarti bahwa model regresi tidak
ditemukan adanya heteroskedastisitas.
Hasil Uji Normalitas Berdasarkan hasil output SPSS versi
16 yaitu hasil normal probability plots tersebut berdistribusi normal karena
data riil (titik-titik) mengikuti garis diagonal.
Hasil Model Regresi Berganda Model persamaan regresi
linear berganda, sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Y =
0,012 + 0,296 (X1) + 0,151 (X2) +0,299 (X3) + 0,293 (X4) + 0,145 (X5) Persamaan
regresi di atas dapat dijelaskan, sebagai berikut:
1. Konstanta
sebesar 0,012 berarti bahwa jika nilai skor semua variabel independen = 0
(tidak ada), maka nilai keberhasilan pencegahan fraud (Y) adalah sebesar 0,012.
2. Koefisien X1
(b1) sebesar 0,296 menunjukkan bahwa lingkungan pengedalian (X1) berpengaruh
positif terhadap pencegahan fraud (Y). Koefisien positif artinya bahwa
terjadinya hubungan positif antara lingkungan pengendalian (X1) dengan
pencegahan fraud (Y), semakin naik lingkungan pengendalian (X1), maka semakin
meningkat pencegahan fraud (Y).
3. Koefisien X2
(b2) sebesar 0,151 menunjukkan bahwa penaksiran risiko (X2) berpengaruh positif
terhadap pencegahan fraud (Y). Koefisien positif artinya terjadi hubungan
positif antara penaksiran risiko (X2) dengan pencegahan fraud (Y), semakin naik
penaksiran risiko (X2), maka semakin meningkat pencegahan fraud (Y).
4. Koefisien X3
(b3) sebesar 0,299 menunjukkan bahwa kegiatan pengendalian (X3) berpengaruh
positif terhadap pencegahan fraud (Y). Koefisien positif artinya terjadi
hubungan positif antara kegiatan pengendalian (X3) dan pencegahan fraud (Y),
semakin naik kegiatan pengendalian (X3), maka semakin meningkat pencegahan
fraud (Y).
5. Koefisien X4
(b4) sebesar 0,293 menunjukkan bahwa informasi dan komunikasi (X4) berpengaruh
positif terhadap pencegahan fraud (Y). Koefisien positif artinya terjadi
hubungan positif antara informasi dan komunikasi (X4) dengan pencegahan fraud
(Y), semakin naik informasi dan komunikasi (X4), maka semakin meningkat
pencegahan fraud (Y).
6. Koefisien X5
(b5) sebesar 0,145 menunjukkan bahwa pemantauan (X5) berpengaruh positif
terhadap pencegahan fraud (Y). Koefisien positif artinya terjadi hubungan
positif antara pemantauan (X5) dengan pencegahan fraud (Y), semakin naik
pemantauan (X5), maka semakin meningkat pencegahan fraud (Y).
Analisis Jurnal :
Lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan berpengaruh terhadap pencegahan fraud baik secara simultan
maupun secara parsial. Adanya satuan atau unit yang menjamin bahwa pelaksanaan
SPI dapat berjalan dengan baik dan sangat perlunya komitmen dari pimpinan SKPD,
sehingga pelaksanaan SPI dapat berjalan dengan baik. Dari hasil penelitian ini
di temukan bahwa pemantauan mempunyai
pengaruh yang paling penting dalam pencegahan fraud pada satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) pada kabupaten Bangkalan.
0 komentar:
Posting Komentar